HUBUNGI KAMI, FREE KONSULTASI
Pada umumnya, adat istiadat calon pengantin Sunda tradisional di Cirebon setelah menentukan tanggal pernikahan, maka, ada pantangan untuk memotong rambut anak perempuan hingga nanti sampai hari pernikahannya tiba. Hal itu memiliki filosofi manglingi dalam artian; ‘agar terlihat berbeda dengan penampilan ketika sebelum dirias.’ Adapun istilah Ngeningan ini dilaksanakan pada sehari sebelum hari pernikahan itu datang. Dimana Ngeningan ini meliputi ngerik alis kemudian memotong amis cau serta memotong rambut pada kening pengantin perempuan, yang mana Ngeningan ini biasa dikenal dengan istilah kembang turi.Selain itu, ada pula aksesoris seperti Ronce bunga yang digunakan oleh pengantin perempuan untuk menghiasi rambut serta sanggul sang pengantin perempuan dan juga busana pada pengantin pria sebagai ciri khas adat Sunda. Sementara itu, bunga yang digunakannya itu ialah bunga melati atawa bunga sedap malam.
Dan adapun susunan-susunan aksesoris yang terbentuk dari beberapa macam bunga pada pengantin Sunda tradisional Cirebon ini antara lain adalah:
MAYANG SARI; dipasang pada telinga sebelah kiri, dan tidak menyentuh bahu hal itu memiliki makna agar kelak suami istri terhindar dari perselisihan.
MANGLE SUSUN; merupakan rangkaian bunga yang panjang menjuntai sebatas pinggang yang dikenakan pada bagian belakang telinga kanan, dan memiliki makna memiliki kerapian di dalam menyusun sesuatu.
MANGLE PASUNG; merupakan hiasan dari bunga segar yang biasanya berjumlah 5 sampai dengan 7 buah, dikenakan pada sekeliling sanggul dibagian atas, itu akan membentuk menjadi setengah lingkaran dari ujung batas telinga kiri ke ujung telinga kanan.
PINTI; merupakan hiasan bunga menyerupai bando, yang dikenakan pada sekeliling sanggul sebagai hiasan dasar dari aksesoris Mangle Pasung.
PANETEP BUNGA; ialah susunan bunga yang memiliki bentuk bulat pada bagian tengahnya. Filosofinya, panetep itu menyiratkan pada sebuah keputusan yang tepat di dalam menetapkan atau memutuskan sesuatu hal.
TUTUP SANGGUL RAMBANG MELATI; ini merupakan sebuah untaian bunga melati yang menyerupai jala yang dikenakan sebagai penutup sanggul. Dan ini melambangkan, sang perempuan itu haruslah pandai di dalam menabung demi kebutuhan di masa depannya.
TABURAN MELATI; merupakan kuntum-kuntum bunga melati yang ditaburkan pada bagian atas kepala serta sanggul. Taburan melati ini sebanyak lima buah, dan memilki makna pada rukun islam yaitu rakaat sholat yang mana hal itu harus dan wajib dikerjakan disetiap harinya.
KALUNG BUNGA; yaitu berupa untaian bunga yang biasa dipakai oleh sang pengantin pria pada lehernya.
Itulah beberapa untaian makna yang tersirat pada adat istiadat pengantin Sunda tradisional Cirebon yang ada di kota Udang ini, dan sepertinya hal itu tidak akan jauh berbeda dengan daerah-daerah lainnya yang ada di Jawa Barat khususnya yang berbahasa Sunda.
Untuk calon mempelai di wilayah Cirebon, Ciledug Cirebon, Pabuaran, Buntet, Babakan, Waled, Gebang, Cisaat, Sindang Laut, Losari Cirebon, Karang Suwung, Perum Cirebon, Kanci, Luragung, Negla, Pabedilan, dan sekitarnya yang akan menggunakan jasa rias pengantin Sunda tradisional Cirebon ini silahkan hubungi untuk nomor kontak kami yang ada di bawah ini:
0 Komentar